"Apa arti sebuah nama", begitu kutipan populer untuk mereka yang tidak suka remeh temehnya sebuah nama. Itu pula yang saya dapatkan disini.
Teman flat saya, orang Jepang, tak habis pikir mengapa teman-teman yang berasal dari Cina, Taiwan, dan Korea bersedia diganti namanya oleh orang Inggris dengan nama yang lebih "berpihak" kepada lidah tuan rumah. Sebutlah misalnya Fredy, Brian, Darren, Tony, dan lain-lain untuk para lelaki. Nama-nama itulah yang menggantikan nama asli mereka (maaf, tidak bisa menulis contoh, saya pun mengalami kerumitan untuk melafalkannya). Untuk yang cewek, tersedia nama-nama Estella, Evy, June, dan Donna untuk meremake nama-nama asli mereka yang tak jauh beda dengan Zhang Ziyi dan lain-lain.
Kawan Jepang ini merasa tak seharusnya mereka menerima begitu saja bentuk "penjajahan" gaya baru tanah eropa. Sebab nama, menurut keyakinannya, tak sekedar deretan huruf yang tak berarti. Seperti saya, ia juga meyakini bahwa dalam nama ada harapan dan doa. Dalam nama ada gambaran tentang kehidupan.. Itu idealnya.
Mungkin bagi mereka, ini sekedar bagian dari formula komunikasi efektif. Daripada orang-orang Inggris rumit dan mereka juga harus mengulang berkali-kali saat ditanya siapa nama mereka, yah ganti nama untuk sementara bukanlah pilihan nista.
Yah, nama mungkin memang tak ubahnya pakaian tua, siap diganti dengan yang lebih trendy. Tapi bukankah baju tua tak akan dipakai lagi karena sudah ada yang baru? Mungkin harus cari analogi lain...
No comments:
Post a Comment