Thursday, March 08, 2007

Ini Hari

Lama tak mampir ke blog ini. Bukan soal tugas yang menumpuk, atau tidak ada ide. Bukan itu betul yang membuat rumah sederhana ini jarang ditengok. Cuma malas aja, ga lebih, itu agar tampak lebih bertanggung jawab aja kelihatannya. Selebihnya, yah emang belum cukup berdisiplin aja, begitu kata aan.

Saat antri menunggu pesanan cheese burger untuk makan siang, tiba-tiba dihampiri seorang kawan Indonesia yang mengajak nonton All England. Katanya ada tiket satu biji, gratis. Yang punya tiket lebih memilih ke Manchester nonton piala champion. Baguslah kalo begitu, rezeki memang tidak jauh-jauh, begitu kata orang bijak.

Sebenarnya sejak bulan lalu udah ada tawaran tiket yang diumumkan di milis. Namun karena bertepatan dengan jadwal sekolah dan assignment yang seperti janjian bikin deadline berdekatan, maka saya tak tertarik untuk beli tiket. Alasan lain, dan ini yang utama, harganya cukup membuat kita merogoh kocek lebih dalam [ini istilah koran yang sejujurnya ga pas], meski untuk sudent selalu ada diskon yang cukup membantu.

Tawaran itu rasanya sayang untuk dilewatkan, meski saya bahkan tidak tahu siapa pemain Indonesia yang akan main. Tapi tak apa, hitung-hitung cari pengalaman. Makan siang itu terpaksa panas-panas dibungkus, soal rasanya yang tidak gurih dan lezat lagi ga masalah.

Sesampai di National Indoor Arena, saya betul-betul serupa orang yang tak berpengalaman. Ada dua ganda Indonesia yang sedang bermain di lapangan, tak ada satupun yang saya tahu namanya. Kan ada nama mereka di belakang kaos? Iya, tapi entah siapa yang mendesain kostum itu, nama pemain jadi tidak jelas. Kalau toh warnanya jelas, pilihan hruf tegak jadi tidak pas dengan nama orang Indonesia yang panjang. Untuk pelupa dan bukan fans atlit bulutangkis seperti saya, itu tentu membuat diri menjadi sedih [sampai segitunya..] Terpaksalah teman sebelah duduk yang udah berbaik hati memberikan tiket gratis berubah fungsi seperti tourist guide menjelaskan siapa dan bagaimana jejak rekam pemain-pemain itu. Iya, sangat detail teman itu menjelaskan, lengkap dengan gosip-gosip serta item-item yang ada di ensiklopedia lainnya, entah itu tentang kejuaran yang pernah diikutinya atau tentang momen yang dikenangnya saat menonton pemain itu melalui tipi di rumahnya.

Kalau soal atmosfer, yah miriplah kalau nonton-nonton lainnya. Teriak dan rebut-ribut. Cuma gregetnya belum luar biasa, masih pecah karena dari enam lapangan yang tersedia semuanya terepakai. Jadi, agak susah untuk fokus nonton satu pertandingan. Yang menarik bagi saya adalah bahwa tadi ada beberapa pemain dengan nama yang sangat Indonesia (akhiran “to” atau “wan”) yang membela negara seperti Perancis, Hongkong dan juga USA. Partai ganda putra tadi, saat Indonesia versus Hongkong. Kedua ganda itu asli Indonesia, untungnya Indonesia menang. Kasian soalnya lihat tim Hongkong itu dicaci dan dianggap seperti penghianat. Teriakan seperti bukan “Indonesia asli”, “Dimana rumah Lo” sampai yang kasar seperti “penghianat Lo” tak henti bergema [duh, hyper lg nih]. Ah, kasian betul mereka. Bukankah mereka tak ada bedanya dengan insinyur Indonesia yang kerja di Shell atau BP? Atau Wirawan [sungguh, ini nama samaran] yang menghabiskan seperempat umurnya di lembaga riset pertahanan Inggris sebagai ahli rudal?

Yang menarik lainnya, cerita dari anak-anak di PPI tentang tingkah dan kebiasaan pemain Indonesia saat bertandang disini. Menurut kabar, ada pemain yang kalah saat pertandingan penyisihan pagi tadi, langung berangkat ke Manchester untuk nonton piala champion. Pokoknya banyaklah mereka cerita, sebab saat menjemput di bandara hingga menemani jalan-jalan, katanya selalu ada yang “menarik”, meski belum pas untuk dikonsumsi banyak orang. Apalagi kalau wartawan infotainment tahu, bisa kelewatan jadinya. Seberapa menarik, saya sendiri tidak tahu dan tidak berani berspekulasi.

Belum ada kabar terbaru apa besok hingga final hari akan ada tiket gratis lagi. Tapi semoga saja ada dan bisa nonton lagi. Kali ini akan lebih menarik, meski tidak ada jaminan pemain Indonesia akan terus berlaga hingga akhir pertandingan. Kalau toh tak ada, semoga tim Indonesia bisa berbuat yang terbaik, sambil membayangkan diri sebagai pejabat olahraga yang sedang melepas keberangkatan kontingen setelah di beberapa paragrap di atas mencoba menjadi wartawan olahraga plus gosip.

1 comment:

Anonymous said...

wah, saya baru tau ada pribumi yang membela perbulutangkisan Perancis, Hongkong dan USA...

sekarang lagi All England ya? kayanya banyak org Indonesia yg ga nyadar deh, soalnya semua fokus sama berita kecelakaan pesawat2 di Indonesia yang lagi ramai saat ini..

ck ck ck... indonesia Indonesia... >.<