Tuesday, November 02, 2004

Revolusi



"Dalam hidup, kita perlu sedikit revolusi", begitu pesan singkat yang saya terima dari seorang kawan. Beberapa waktu lalu, aku memang sempat terlibat diskusi kecil dengannya. Waktu itu kami secara tidak sengaja bertemu di toko buku.

Dari toko buku kami lalu naik ke kafe, yah sekedar melapas rindu setelah beberapa lama tidak bertemu. Perbincangan dibuka dengan pertanyaan seputar aktivtas masing-masing. Tak lama kemudian pembicaraan tiba-tiba masuk pada tema pernikahan. Sebuah tema yang belakangan ini "sedikit" mengusikku.

"Sedikit" karena aku sadar aku memang pengen sekali untuk melakoninya, tapi di satu sisi aku tersadar dengan kondisi diri ini yang "belum siap". Aku utarakan ini padanya, termasuk soal keinginan yang sudah ada namun kondisi yang "mungkin" belum memungkinkan.
Dengan bijak ia mengeluarkan kalimat di atas. Aku tahu, ia tidak sedang main-main mengucapkan itu. Aku juga tahu bahwa kalimat itu keluar dari pengalaman dan kondisi yang dihadapinya. Meski satu sisi aku tetap harus menyimpan rasa tidak percaya, sebab ia sendiri belumlah menikah.

Revolusi kecil yang ia maksuda adalah sebuah kesdaran untuk keluar dari pakem yang berlaku secara umum, dimana pernikahan hanya bisa dilakoni oleh mereka yang sudah "mapan" secara ekonomi, mental dan tentu saja persepsi sosial.

Nah, yang terakhir inilah yang menurut saya adalah kendala terbesar. Ya, persepsi sosial. Bagaimana tidak, dalam dunia yang penuh realitas (semu) ini, kita dihadapkan pada banyak pilihan dan penilaian. Parahnya, kita (khususnya) saya lebih sering disetir dengan persepsi sosial ini. Apa kata orang jika aku menikah dalam kondisi "pas-pasan" seperti ini?

Mungkin menarik untuk menyimak apa yang dikatakan oleh Bertrand Russel. Menurutnya, dalam segala urusan hidup, sungguh sehat bila sesekali kita menaruh tanda tanya besar terhadap perkara-perkara yang sudah diterima sebagai kewajaran sampai tak pernah dipertanyakan lagi.

Jadi, hidup Revolusi............!

No comments: