Judul di atas adalah sebuah tips yang dituliskan Wandi S Brata dalam bukunya "Bo Wero". Buku ini sangat bagus dan inspiratif bagi yang membacanya, termasuk saya.
Satu hal yang selama ini menjadi "penjara" bagi saya adalah keinginan untuk tampil sempurna dan ingin dilihat sebagai sosok yang sempurna. Berpenampilan, berjalan, berbicara sampai bersikap pun aku selalu berusaha untuk menjadi individu yang sempurna.
Keinginan untuk tampil sempurna inilah yang membuat aku serba terbatas dan tentu saja tidak menjadi individu yang otonom. Tapi begitulah, dalam dunia yang semu ini kita dituntut untuk melakukan hal ini, dan tidak pernah befikir untuk sedikit membuuhkan tanda tanya besar dari semua itu.
Padahal secara alamiah, kita sebagai manusia punya hak untuk salah dan keliru. Sebab apa jadinya hidup dan dunia ini jika semuanya berjalan dengan sempurna? Tentu akan sangat membosankan dan sangat datar perjalanan ini melaluinya.
Berangkat dari itulah, kita harus melihat ketidaksempurnaan (baca:ketidaktahuan) kita harus disyukuri. Masalahnya, sejauhmana kita mau "membaca" dengan amat positif ketidaktahuan itu???
Wandi menawarkannya dengan cara menjadikan ketidaktahuan itu sebagai ketidaktahuan terdidik, cerdas dan dinamis. Docta Ignorantia, begitu bahasa latinnya, adalah ketidaktahuan yang membuat kita belajar untuk menjadi tahu dan coba menjalaninya dengan positif. Bukannya menjadikan kita menyerah dan akhirnya pasrah dengan ketidaktahuan itu.
Hal lainnya adalah kebiasaan kita untuk bermalas-malasan. Nah, untuk yang satu ini, bagaimana kita menjadikan kemalasan kita menjadi kemalasan yang positif. Menyimak kisah Archimedes adalah contoh konkret dari hal ini. Dalam mandinya pun otaknya berputar dan terus mencari. Sampai ia menemukan rumusnya dan berlari telanjang dan berteriak "Eurika...." Ringkasnya, bagaimana kita membuat waktu senggang kita menjadi bermanfaat, Prospera Leasura.
Jadi, kenapa juga kamu masih seperti ini, Doel???
No comments:
Post a Comment