Monday, September 15, 2008

Nomor Buntut

Saat bertemu Martin, salah seorang tetangga di flat, di depan lift, ia langsung bertanya soal nomor keberuntungan saya. "Just give me any number, from 1 to 49", desaknya ketika kujawab saya tak punya nomor tertentu yang jadi lambang keberuntungan. Ia rupanya sedang terburu-buru menuju convinent store di seberang jalan untuk membeli euro million.

Ini kali kedua ia bertanya dengan point yang sama. Sekali waktu saat menikmati cream tea bersama di flatnya, secara tak sengaja ia memakai dua sendok secara bersamaan untuk mengaduk kopi. Baginya, ini sebuah tanda keberuntungan. Maka sontak ia tanya kepada saya mengenai nomor keberuntungan. Kala itu, saya menjawab sekenanya, setelah beberapa kali coba menolak. Esoknya, saya bertemu dengannya, masih dengan penampilan khasnya. Tak ada tanda ia telah menang jutaan poudnsterling seperti yang diharapkannya kala itu. Ia memang memasang taruhan lotere euro million, yang hadiahnya jutaan pounsdterling. Jumlah ini tentu masih jauh lebih banyak ketimbang APBD beberapa daerah di Indonesia.

Taruhan dengan beragam macam dan bentuknya memang sangat akrab dengan kehidupan orang Inggris. National Lotere, lotere yang mirip dengan SDSB zaman orba dulu, adalah yang paling favorit. Dengan taruhan 1-5 pound, orang yang pasang pun sangat banyak. Jumlah taruhan ini masih lebih murah ketimbang seporsi fish and chips plus minuman kaleng. Jadi, sekali lagi, menjadi favorit. Mendapatkannya pun tak sulit. Hampir semua toko dan supermarket punya stand lotere ini. Tak ketinggalan, mereka juga punya stand khusus di mall. Sangat affordable dan reacheable deh pokoknya. yang khusus taruhan pun tak sedikit jumlahnya. Rumah-rumah taruhan seperti william hill, selalu ramai setiap pekan, bahkan setiap hari. Akhir pekan ramai dengan taruhan bola, sedangkan hari-hari biasa ramai dengan taruhan pacuan kuda atau olahraga-olahraga lainnya.

Atas nama pembiayaan sosial pulalah yang membuat lotere dianggap sebagai sumbangan sosial. Hampir 1/2 dana tim Great Britain untuk mengikuti Olimpiade kemarindi Beijing didapat dari dana lotere. Begitu pula tak terhitung Kastil dan gedung bersejarah Inggris yang direnovasi dan diperbaiki dengan uang 'panas' ini, juga sekolah dan rumah sakit.

Soal uang panas ini memang diakui sendiri oleh mereka yang beli lotere, termasuk Martin. Ia pernah menang lotere yang jumlahnya 20 pound, jumlah yang masuk kategori jumlah terkecil. Dapat duit sigtiu, abis juga untuk beli rokok, bir dan makanan layak seperti whole chicken dan jacket potato. Ini tak membuatnya kapok, sebab meski kalah, ia tetap saja tak patah semangat. Kalo ini, memang nature-nya judi dan taruhan, yang bakal membuat orang tak kenal dengan kata berhenti dan kapok. Seorang tetangga yang lain, yang juga rutin membeli lotere setiap minggunya, punya pengalaman yang sama. Hadiah tertinggi yang pernah dimenangkannya adalah 100 pound. Jumlah ini langsung abis untuk membeli rokok, bir dan sepatu. Kapok kah ia? Tak juga. Baginya, ini adalah rutinitas mingguan yang mengasyikkan. Apalagi lotere yang dipasangnya pun tak pernah lebih dari 5 pound/minggu.

Saya tak tahu apa Martin menang esok dengan nomor "seadanya" dari saya. Yang pasti, saya berharap kali ini dia tidak dapat lagi. Sebab kalo ia menang, ia berjanji akan memberi saya separuhnya. Bayangkan, separuh dari sejuta poundsterling saja jumlahnya sudah banyak sekali, ini tentu masalah. Masalah lainnya, saya tentu tak punya cukup kenekatan untuk menolaknya....

No comments: