Kembali saya berhadapan dengan perbandingan. Membandingkan
Beberapa mahasiswa yang tampangnya mirip bintang sinetron mengatakan bahwa nasionalisme sekarang tak harus mengikuti model Hatta dan Sjahrir saat mereka dengan gagah berani meninggalkan Belanda dan memilih pulang kampung untuk membangun Indonesia. Nasionalisme toh tak sesempit itu. Kontribusi terhadap negara
Oh yah, soal beberapa yang mirip bintang sinetron, kabar yang saya dengar malah memang ada yang bintang sinetron beneran. Saya tak tahu, sebab saya bukan pencinta sinetron. Kalau toh dia bintang sinetron, ‘so what?’. Asal dia bukan bintang sinetron rohani yang pura-pura jadi ustad dengan lafalan alquran keliru saja.
Saya memilih mendengar saja saat itu. Selain selama ini memang sudah akrab dengan hujan batu, saya juga tak pandai diri bersiap dengan hujan uang. Entah hujan seperti itu memang ada atau tidak.
Kembali ke perbincangan nasionalisme tadi, tidak ada kesimpulan memadai dari dua pendapat yang berbeda. Perbincangan ini pun memang tak diniatkan untuk mencapai mufakat, toh soal keyakinan dan nilai, siapa yang bisa pengaruhi siapa,
Saya lalu teringat saat di kedutaan beberapa waktu lalu, saya bertemu beberapa TKI yang sedang mengurus berkas keimigrasian. Kami lalu berbagi cerita, termasuk bagaimana mereka memendam rindu yang mendalam akan kampung halaman. Menikmati hujan air di teras rumah, dengan secangkir teh dan sepiring pisang goreng. Alangkah nikmatnya..
Ramalan cuaca menyebutkan besok akan hujan..
1 comment:
di sana bisa dapet pisang ambon ga?
kalo bisa, asik dong bisa bikin pisang goreng sendiri... xD
Post a Comment