Thursday, June 21, 2007

Iseng

Saat pulang belanja kemarin, taman di depan flat telah ditumbuhi tanaman baru dengan kuncup bunga berwarna merah, putih. Sungguh indah. Tentu akan lebih indah lagi 3 atau 5 minggu ke depan, saat seluruh bunganya mekar dengan warna-warninya. Sebelumnya kami memang telah ‘kerja bakti’ menanam tulip dan bunga mawar. Namun karena hujan yang hampir tiap hari mengguyur kota, tumbuhan-tumbuhan itu mati sebelum memancarkan keindahannya.

Siapa gerangan yang menanam bunga-bunga indah ini, sebab tak ada undangan kerja bakti yang masuk di flat kami? Ternyata pasangan tua Arthur dan Audry yang tinggal di lantai 10. Mereka sedang santai duduk menikmati sandwich dan orange juice. Saya pernah membahas mereka sedikit disini. Setelah berbasa-basi dan coba menyapa, saya pun bertanya kenapa mereka menanam bunga-bunga itu. Ini juga sekedar mengkonfirmasi jika saya luput dalam kerja bakti yang mungkin undangannya tak kesampaian. Meski tak ada paksaan, sebagai pendatang tak elok rasanya jika tidak berpartisipasi dalam acara-acara di lingkungan sekitar.

“Sekedar iseng, my dear. Bunga-bunga ini kami ambil dari taman kami di lantai 10 dan rasanya sayang jika keindahan di lantai 10 tak ternikmati oleh orang lain. Saya dan Arthur juga bosan di flat terus, tak ada kegiatan,” jawab Audry yang usianya seumuran nenek saya di kampung.

Arthur kemudian menimpali, “Kurang kerjaanlah kami ini, maunya berkebun tapi tidak punya lahan maka taman flat inilah yang kami kerjakan”. Mereka berdua tertawa, saya juga ikut tertawa jadinya.

Pasangan ini memang istimewa dan menyenangkan. Tak seperti kebanyakan orang Inggris yang tertutup, mereka seperti devian dari karakter orang Inggris yang menurut antropolog Kate Fox dalam bukunya “Watching the English” sangat tertutup terhadap orang asing. Dalam bahasa Fox, mereka lebih memilih “memandang langit hitam ketimbang menyapa orang asing”.

Audry, sang istri terlihat sangat menikmati aktivitas ‘iseng’ ini. Deretan lubang yang dibuatnya sangat rapi. Jarak antar lubang pun sangat pas, tak sama saat kami kerja bakti dulu. Saat itu mereka memang tak terlibat. Kami, saya dan penghuni flat lainnya saat itu bisa dikatakan menanam tulip dan rose seadanya. Di kantong bibit sudah jelas aturan pakai dan standar tanam yang meminimalkan 6 cm kedalaman lubang. Seperti tak tahu aturan aja, lubang-lubang yang kami buat hanya kisaran 3 cm, itu pun dengan jarak yang sangat jauh dari rapi.

Iseng, kurang kerjaan, begitu sekali lagi mereka menyebut aktivitas itu. Namun bagi saya itu sungguh bermakna. Banyak hal besar di dunia ini memang yang lahir dari iseng dan orang kurang kerjaan. Meski banyak juga yang membuat dunia jadi seperti neraka dengan segala keisengan dan kurang kerjaannya, tapi saya percaya, 3 minggu ke depan saya bisa membuktikan hasil kerja iseng mereka yang begitu indah. Setidaknya saya bisa menikmati “wangi bunga dimana-mana…”

No comments: