Entah sudah berapa kali kuungkapkan kalimat seperti itu. Dan beberapa waktu lalu, aku harus mengulanginya lagi, meski sungguh, itu hanya sebuah mekanisme untuk menghibur diri sendiri.
Aku kembali kehilangan sesuatu. Kehilangan bukan dalam wujudnya tapi dalam sikapnya. Alasan untuk merasa kehilangan ini kurang lebih seperti menjelaskan sebuah teori tentang ketidakpastian. Kesannya memang mengabstrakkan sesuatu yang jelas, namun sebetulnya tetap mengkongkretkan yang samar.
Lalu apa hubungannya dengan mekanisme tadi? Yah, seperti selalu ada yang datang seperti pula halnya dengan mereka yang selalu pergi. Tapi konteks ini coba kutarik kemudian menjadi cara yang perlu penerjemahan model lain untuk memahaminya. Mungkin yang satu ini, perasaan memang yang mendominasi?
No comments:
Post a Comment