ada tawaran untuk sekedar menguatkan keyakinan, begitu istilah yang dipakai kawan yang datang jauh-jauh demi menepati janjinya untuk menjadi pendengar. bisa sih sebenarnya aku telpon saja dan langsung bercerita tapi tidak afdhal kalau tidak melihat-lihat ekspresi wajahnya yang kadang sayu dan seolah-olah simak. bukan apa-apa, makhluk satu ini tersa penting sekarang karena tidak ada lagi teman yang punya sedikit waktu untuk mendengar.
saya sendiri merasa nyaman ketika selesai bercerita kepadanya. meski tak melulu hadir solusi yang "memadai' dari pemikirannya. tapi begitulah, ia memiliki "kharisma" tersendiri bagi saya.
menurutnya, aku tak boleh melanjutkan apa yang telah aku jalani sekarang ini. "adalah perbuatan bodoh untuk selalu berada dibalik bayang-bayang," begitu alasannya. satu sisi ia menawarkan alternatif yang masuk akal, tapi sisi lain rasanya tak sanggup saya menghadapi padangan mata orang (bahasa kerennya kira-kira social cost) yang tentu saja menunjukkan coor tanda tak setuju, tanpa komando.
mungkin benar juga tak baik selalu berada dibalik bayang-bayang, tapi untuk jauh darinya tak melulu dengan menghapusnya bukan? nah kali ini saya sekedar mengubah arah untuk kemudian menciptakan bayangan sendiri. soal bayangan yang mengkhawatirkan, bagaimana kalau ia menjadi satu bab dari kehidupan?
1 comment:
"adakah orang yang pernah menyadari kehidupan saat mereka menempuhnya-menit demi menit?"
Post a Comment