Friday, December 31, 2004
mat taon baru
Sesungguhnya, kehidupan itu dipenuhi oleh refleksi. Jika bertemu dengan orang yang dipenuhi cinta, maka hati kita pun terefleksikan oleh cinta. Pertemuan dengan orang-orang gelisah hanya melahirkan kegelisahan. Maka, kepada sesama, yang terbaik adalah memberikan cinta, bukan kebencian. Kesucian pikiran itu akan menular --dalam tempo lama atau sepintas.
7an
tak terasa 2005 telah kupijak. syukur kepada-Mu ya Allah.
aku sudah harus punya tujuan yang jelas, begitu ungkapku dalam hati. jika tidak, terlindas adalah pilihan yang pasti.
it's me
dari voice of america (VoA) ada penelitian menarik yang disampaikan. sekitar 65% masyarakat melewati tahun baru dengan segudang harapan dan janji. namun 85% dari mereka tak pernah menepati janjinya. mereka cenderung bertahan hanya dua bulan setelah awal tahun dimulai. setelah itu mereka melanggar janjinya.
tak bisa kusangkal, saya termasuk dalam 85% itu!!!
apa yang baru
sebentar lagi 2005 akan menyapa. hanya dalam hitungan menit lagi. dari rumah memang aku cuma punya tujuan ke warnet. tak ada tujuan lagi. diluar jalanansudah mulai ramai. entah mereka akan bertahun baru atau sekedar pengguna jalan biasa. tapi satu hal yang pasti, kredo tahun baru sebagai sebuah seremoni tiup terompet masih terasa aromanya.
tak cukup anak kecil saja, disana banyak remaja bahkan orang yang dari anatomi tubuh menggambarkan ketuaan (tentu saja sangat), juga tak mau ketinggalan.
bukannya aku tak mau larut dengan acara tahun baru seperti ini. tak juga aku seperti menunjukkan bahwa aku suci dan ingin jernih dari ritual ini. tapi kok rasanya dengan bergembira dan riang dalam suasana duka yang menyelimuti sebagian dari bangsa ini, membuatku mual dan bahkan muak (maafkan pilihan kataku yang tak sopan ini). tapi aku tak ingin menjadi orang yang ahistoris. tak ada perayaan luar biasa dalam aku melewati tahun demi tahun usiaku. meski soal ahistoris ini masih bisa kita perdebatkan. meski kita juga bisa berdebat bahwa ada sesuatu yang "istimewa" dalam hari itu.
tadi sore dalam sebuah siaran stasiun tv swasta tampil irfan hakim. presenter ini coba menjelaskan kepada khalayak mengenai acara tahun baru dan pesta dengan para selebriti (meski selebriti yang tampil sebagian besar selebriti yang lahir dari sms). berkembang pendapat dalam masyarakat bahwa tak layak untuk merayakan tahun baru dalam suasana duka di aceh seperti saat ini. toh mereka (pengelola tv dan artis) punya penjelasannya masing-masing.
kemasan acara diubah. doa bersama digelar dan kotak sumbangan pun tak ketinggalan dijajakan. tak ada yang salah memang, bahkan teramat mulia, kelihatannya. tap sekali lagi kemanusiaan kalah pamor dengan kekuatan modal dan citra.
***
tahun baru yang lalu dan sebelumnya, praktis tidak ada perbedaan mendasar. ia dilewati tak lebioh seperti sebuah ritual. tak ada bedanya dengan kita berganti baju, celana bahkan mungkin kekasih. lalu apa yang baru???
tak ada, tentu saja. jika kita masih terus berkutat dalam kubangan citra. tak ketinggalan saya, yang juga mengambil tempat disisi itu.
Thursday, December 30, 2004
berhitung
2004 akan tinggal deretan angka yang terbuang. terlalu banyak yang "tidak perlu" dalam daftar kelakuanku. sementara tak sedikit laku yang tak terlakoni. mungkin saatnya untuk berhitung sembari sesekali berfikir bahwa tua tak sekedar tujuan.
gadisku
ia seperti fatamorgana. terlalu banyak konsep dan sepertinya aku tak berpijak di bumi jika memikirkannya...tapi mengapa tetap saja aku berharap ada ia suatu saat kelak??
kagum
seorang kawan, dengan perawakan yang tak bisa dibilang gagah (untuk ukuran sinetron dan casting iklan), lebih sering tampil "ala kadar"nya, tak juga pernah berhasil dalam percintaan, dan selalu telat bangun pagi....ada kekaguman tersendiri yang kupendam terhadapnya.
peringatan atawa berkah
melihat kondisi Aceh hari ini, aku tiba-tiba aku teringat Tuhan dan mempertanyakn "kebijakan"nya ini. meski aku tahu, aku pun tak pantas untuk itu. aku pun bukan termasuk dalam hambanya yang beriman. ukuran apapun yang dijadikan barometernya, aku tetap bukan dari golongan itu.
tetapi mempertanyakan kebijakan itu sontak terlintas. mengapa penderitaan masyarakat Aceh harus ditambah lagi, setelah sekian lama mereka tak jua lepas dari derita dan nestapa. mengapa bukan Jakarta, tempat dimana koruptor dan penyamun berleha-leha. meski satu sisi kita tak boleh menghakimi orang lain dengan mengalihkan sebuah bencana. sederet mengapa tentu saja beranak-pinak kemudian dalam lintasan pikiranku.
tapi betulkah itu bencana? ah aku rasa ini bukan juga bencana "seutuhnya". bahasa apologianya bahwa ini adalah peringatan. kata inilah yang sering dipakai untuk menguatkan semangat dan berusaha mengambil meanfaat dari sesuatu kejadian. bukan masalah apakah ini menghibur atau mengobarkan semangat, tapi dari apa yang saya pelajari dulu, orang yang mati sesungguhnya tak "mati" benar. mereka diselamatkan oleh Allah untuk tidak terjamah dengan kotornya dunia. bukankah sebuah kredo mengenai orang baika mengatakan bahwa orang baik dari kamu akan selalu dijaga dan salah satunya dengan mempercepat hidup mereka?
aku rasa, untuk yang satu ini aku yakin. mereka tak sekedar dicoba, tapi dijaga. tak seperti kita, yang makin hari makin berkolaborasi dengan kejahatan....meski dengan berbagai alasan dan pembenarannya.
Monday, December 27, 2004
indonesia berduka
"bencana nasional", begitu pengumuman resmi dari pemerintah tentang bencana di aceh yang menewaskan lebih dari 4000 orang ini. seperti pada umumnya ketika terjadi bencana, posko-posko pun segera dibangun dan bantuan datang dari berbagai lapisan. tapi bukan rahasia lagi, di negeri dimana koruptor berkembang dan hidup dengan tenang ini, bantuan untuk bencana alam pun dikorupsi dan diselewengkan.
masih teringat bagaimana seorang bupati di daerah jawa ditahan karena disangka menyelewengkan dana bantuan untuk korban bencana. di tempat lain, beberapa pejabat pemda dibui karena menyelewengkan dana yang seharusnya dibelikan obat-obatan bagi mereka yang sedang kesusahan.
"bencana nasional", semoga tak menjadi korupsi dan penyelwengan nasional. sebab jika itu terjadi, tsunami rasanya tak ragu untuk datang lagi. dan kali ini, tentu saja dengan korban dan tumbal yang lebih banyak lagi........
stuck
entah mengapa belakangan ini aku seperti kehilangan elan, tanpa tahu harus berbuat apa dan bagaimana. seperti ada yang menutup pintu spirit dan keran energi. penyebab pastinya aku tak tahu pasti, tapi yang bisa kuduga bahwa aku seperti ingin melarikan diri dari sesuatu. apa itu?! aku juga tak paham benar, dan jujur, aku juga tak menghendakinya.
seorang kawan lalu menyarankan untuk memanfaatkan waktu libur ini untuk istirahat dan pelesiran. tapi ah, rasanya kok seperti gagah-gagahan. bukan apa, kurasa aku tak melakukan kerja yang berat amat, trus tak juga aku menghabiskan banyak (dalam artian luar biasa) waktu membaca dan belajar. semua biasa-biasa saja.
lalu apa yang salah? mungkin tidak ada yang salah. sekedar butuh jeda? bisa jadi....
bencana
........
mungkin tuhan telah bosan
melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa
.......
tapi apakah betul mereka yang bersalah, ya Allah..?
Friday, December 17, 2004
jagoan
unhas, tawuran lagi. slogan damai itu indah rasanya perlu diganti dengan tawuran itu indah.
untuk mereka yang jagoan dan merasa berhak mengusik ketenangan, dari apakah kalian terbuat sehingga melakukan itu semua....?
sebuah pelajaran
dalam menyelesaikan sebuah masalah, aku kadang terpikir untuk menyelesaikannya dengan cara-cara "biasa". biasa dalam artian bagaimana pada umumnya masyrakat dan kita untuk melihat dan bahkan pengen secepatnya meninggalkan masalah itu. ambil contoh dalam urusan tilang polisi lalu lintas. seenaknya saja kita coba berkelit dan bila dirasa mentok, tawaran untuk berdamai segera kita luncurkan kepada polisi.
kemarin, ada peristiwa menarik yang kualami. sewaktu naik mot0r dari kota aku helm yang aku gantung terjatuh di tengah jalan. sontak aku hentikan motor dan berharap bahwa tidak ada kendaraan yang "tega" menginjak helm itu. di sekitar kejadian itu ada seorang anak smp, dari postur tubuhnya kukira ia masih menginjak kelas pertama. dari jauh kulambaikan tangan dengan isyarat untuk memintanya mengambilkan helmku yang terjatuh itu, sebab jarakku dengan helm tersebut masih cukup untuk memberikan peluang kepada kendaraan untuk menghancurkan berkeping-keping.
ia berhasil. dari jauh tampak helmku dipegangnya. sambil mempercepat langkah aku langsung saj merogoh kantoong celana dan berharap ada recehan yang mungkin bisa kuberikan sebagai tanda terima kasih. saat bertemu kuucapkan terima kasih sambil menawarkan duit seribuh rupiah untuknya. tak kusangka ia menolak dan sekedar bergumam, "ndak usahmi, kak".
aku malu...padahal tidak ada niatku untuk merendahkan niat baiknya dan menukarnya dengan nilai selembar uang. tapi aku sadar, aku bahkan tak melihatnya sebagai manusia yang utuh, dimana setiap orang punya potensi untuk berbuat tanpa pretensi apa-apa. sekali lagi aku salah, menganggap semua masalah dapat diselesaikan dengan cara-cara primitif.
dari seorang anak kecil, aku mendapatkan sebuah pelajaran berharga, meski untuk itu aku harus memendam malu...
Monday, December 06, 2004
luka
hari ini aku terluka lagi. dengannya, aku lebih sering berbeda daripada mencari sepadan. soal persepsi memang, tapi begitulah kadang kusadar aku memang keras kepala.
perbedaan yang mungkin sepele baginya, tapi tidak untukku. dalam beberapa hal, aku lebih memilih untuk berfikir tradisional dan agak kolot. sebab saya masih percaya, dalam pikiran tradisional (tidak semua, tentunya) selalu ada kearifan tersendiri.
baiklah, saya terluka. tapi seperti seiya dan kesatria lainnya, aku berharap bertambah sakti, dengan luka segudang, tentunya.
perbedaan yang mungkin sepele baginya, tapi tidak untukku. dalam beberapa hal, aku lebih memilih untuk berfikir tradisional dan agak kolot. sebab saya masih percaya, dalam pikiran tradisional (tidak semua, tentunya) selalu ada kearifan tersendiri.
baiklah, saya terluka. tapi seperti seiya dan kesatria lainnya, aku berharap bertambah sakti, dengan luka segudang, tentunya.
Subscribe to:
Posts (Atom)