Monday, November 21, 2005

Lelaki Pemberani

Image hosted by Photobucket.com

"Kebahagiaan hanya milik mereka yang berani", entah darimana aku baca kalimat itu. Tapi tiba-tiba teringat ketika seorang kawan mendekati hari-hari bersejarah dalam hidupnya. Ya, bersejarah sebab hari ini ia akan melepas masa lajangnya. Ah, seperti iklan perkawinan di koran aja rasanya. Tapi disitulah sebenarnya yang menarik. Dalam kamus bahasa inggris, kata "lajang" sering diartikan dengan "to spring" yang berarti melakukan lompatan atau bisa juga berarti membuka, melepaskan.

Dengan menikah, ia berarti melakukan sebuah lompatan (entah ada yang menganggapnya besar atau kecil) dalam hidup. Bayangkan bagaimana bangun pagi dan di sisi Anda tergolek sesosok tubuh yang lain. Tentu tak perlu khawatir soal sarapan, kawan. Jika selama ini kita bergantian membuat kopi dan membeli beberapa potong kue dan roti, kali ini saat bangun kau akan menghirup aroma kopi dan teh, hasil olahan isteri tercinta. Sama tak perlu khawatirnya kamu soal cucian lagi. Jika selama ini kami sering ngomel dengan sikapmu yang sering merendam pakaian berhari-hari lamanya, kini kau tinggal "menyetor". Belum lagi jika rezeki kalian ditambah oleh Allah sehingga dapat membeli mesin cuci, betapa necis dan rapi engkau kelak...
Tapi apakah hanya hasrat itu yang terpuaskan dengan menikah? Rasanya engkau tak menempatkannya dalam lembaran pertama alasan-alasanmu. Yang aku tahu, kau memang pemberani dan memang berani mengambil resiko. Watak itu terlihat jelas dengan insting bisnismu yang makin terasah.

Dengan menikah pula, engkau telah membuka dan melepaskan segala egomu. Bayangkan jika selama ini tak ada yang mampu mengaturmu dengan tegas dan mengharapkanmu pulang cepat dan tidak lagi keluyuran. Bayangkan pula hobimu yang sering motret harus bertoleransi dan berdamai dengan kebutuhan akan kasih sayang dan cumbu, atau mungkin juga marah dan kesal isterimu karena menunggu dan mungkin juga karena keinginannya untuk memiliki sesuatu harus tertunda, setoran belum cukup juga...

Engkau memang berani, berani sekali. Tapi berani-beraninya aku mempertanyakan keberanianmu, ya? Ah, hari bersejarah itu tiba, sebagaimana kabar lewat sms yang kau kirimkan dari kota yang jauh dariku disini. Maaf, tak sempat berbagi dengan kebahagiaanmu. Tapi dari sini, aku titip doa dan semangat, bahwa untuk seorang pemberani sepertimu, rasanya kebahagiaan akan berpikir dua kali untuk berpaling. Dewi fortuna, atau apapun orang menyebutnya, mungkin sekarang menyertai hidupmu, tak perlu ganti shift dengan yang lain. Ia sendiri yang akan mengambil peran itu...

Selamat berbahagia, kawan...

3 comments:

TerbangBebas said...

bikin kopi, nyuci... nyetrika.... masak... serba bisa... :P

Anonymous said...

wah..kalo cuma sekedar bisa bikin kopi,nyuci...,nyetrika...,masak...n pkerjaan domestik lainnya, cari pembantu ajah! woman create not just 4 that okay ;)
belajarlah menjadi lelaki baik untuk mendapatkan pendamping baik pula

Yati said...

eh...sapa yang nikah? gw kenal ga? *nimbrung aja* :p