Saturday, July 16, 2005

marketing

ada yang menarik jika kita perhatikan dengan seksama iklan-iklan penerimaaan mahasiswa baru di beberapa perguruan tinggi swasta di makassar. iklan-iklan ini baik melalui media pamflet, brosur atau baligo (termasuk yang below the line dan above the line) menawarkan sebuah konsep (mesti bukan baru) atau jaminan free ospek atau bebas perpeloncoan.

lalu apanya yang menarik? pertama, bahwa bebas perpeloncoan atau penyambutan mahasiswa baru tanpa perpeloncoan (untuk tidak menyebutnya kekerasan dan pelanggaran HAM) sudah menjadi "idaman" calon mahasiswa dan orang tuanya. paling tidak, bahwa mereka telah meyakini (?) bahwa tidak ada sisi positif yang diperoleh dari pelaksanaan penyambutan mahasiswa baru selama ini. tentu, argumen ini akan menjadi bulan-bulanan mereka yang sangat setia memupuk insting primitif mereka.

kedua, adanya kesadaran (meski masih sumir dan malu-malu) dari penyelenggara perguruan tinggi bahwa kualitas dan pelayanan yang diberikan oleh mereka adalah segalanya. terlepas dari idealisasi pendidikan dan kaitannya dengan proses kapitalisasi yang mengiringinya, kenyataan ini makin menunjukkan kebenarannya. tengoklah jumlah pendaftar di beberapa perguruan tinggi negeri, yang beberapa tahun belakangan ini mengalami penurunan drastis. salah satu penyebabnya adalah bahwa calon mahasiswa tak lagi, meski tidak sepenuhnya, melihat negeri tidaknya sebuah pt. apalagi biaya pendidikan di pt negeri dan swasta relatif tidak jauh mencolok. di makassar, mungkin asumsi ini belum sepenuhnya dapat diterima, apalagi pandangan negeri better than swasta masih saja menjadi variabel dalam proses pengambilan keputusan.

namun yang patut dicermati sebenarnya adalah bahwa "jualan" kursi kuliah dengan iming-iming bebas ospek dan perpeloncoan seperti menohok mereka yang masih sering mengumandangkan romantisme, kekompakan, etc dari penyambutan mahasiswa baru. kemasan dan namanya boleh beda, tapi satu yang pasti, kekerasan tetaps aja mendapatkan tempatnya dengan sangat layak.

3 comments:

Anonymous said...

ospek? siapa yang tidak mendukung ospek? kemariko cilaka, plaak!

Unknown said...

ah...bapak kian matang. bersama waktu yang telah dilewati, saya tahu bapak telah memungut demikian banyak hikmah...

musnahkan senior-senior yang keji!!!!

TerbangBebas said...

di area kuantum seperti blog ini, masih ada juga warga megalitikum seperti si anonymous misterius non educatius diatas