Ternyata, saya tak sendirian 'buruk' dalam geography. Menurut survey yg ada di Guardian, anak-anak Inggris sangat buruk untuk ilmu bumi ini. Tak sampai setengah dari responden yang disurvey menjawab benar ketika ditanya dimana letak gunung tertinggi di dunia. Kebanyakan mereka menganggap Everest berada di tanah Eropa. Sungai Amazon masih dianggap sebagai sungai terpanjang di dunia, meski jawab yg benar (setelah cek di national geography) adalah sungai Nil.
Analisis dari riset ini kemudian menyebutkan bahwa salah satu alasan mengapa mereka buruk dalam ber-geography adalah tingginya tingkat kunjungan anak-anak ke pusat pertokoan dan game centre. Dua tempat ini adalah tempat favorit mereka. Museum dan public library berada di deretan bawah. Meski masuk dua tempat itu gratis, survey ini menemukan bahwa keduanya tak semenarik mall dan game centre, tempat mereka berbuai mimpi.
Saya lalu membayangkan Makassar, dan Indonesia pada umumnya tempat dimana mall bisa hadir sesuka hati. Ia hadir di dekat kampus, sekolah atau bisa tepat di dekat pasar tradisional. Tak peduli pasar tradisional itu kemudian mati tak terurus, kemacetan lalu lintas dan sakit sosial yang ditimbulkannya. Saya tak anti mall. Sungguh, saya juga menyukainya. Menyukai etalasenya yang tak henti menjajakan mimpi. Baiklah, saya juga sering ngopi dan beli buku disana. Tapi tak jadi aktifitas rutin, sesekedarnya saja.
Ponakan saya yang masih sekolah menengah sudah tak terpisahkan dengan mall. Janjian ama teman di mall. Beli baju tak mau lagi kalo bukan di mall. Jangan tanya soal makan, segala franchise dan warung yang ada semua sudah dicoba. Tak ada lagi tempat untuk sekedar berniat ke pasar batangase--di dekat rumah--yang becek itu. Meski beberapa kali saya katakan padanya, pasar itu adalah surga makanan enak. Semuanya serba segar dan mengenyahkan. Soal hygiene atau tidak, toh terbukti saya hingga kini baik-baik saja. Apa jawabnya? Gaul dikit dong, paman..
Saya belum sempat konfirmasi kemampuan geographynya. Satu sisi saya juga mengerti gejolak muda dan segala tetek bengeknya. Mengekang itu tak meluruskan, malah bisa jadi makin membuatnya bengkok tak berbentuk. Tapi tetap saja ada rasa khawatir (ini khas orang lebih tua yang sok tahu). Semoga saja berbanding lurus dengan kegenitannya ber-gaul ria. Atau jangan-jangan dia malah lebih tahu bahwa air terjun tertinggi itu ada di Venezuela?
Ah, makin sok tahu saja saya rasanya..
1 comment:
memang dilema.disatu sisi keberadaan mall memang menyajikan sebuah hiburan bagi kita tapi di sisi lain membuat kita konsumtif,salam kenal yaa
Post a Comment