Friday, October 12, 2007
Eid Mubarak
Nantilah, setelah lebaran usai kita berkumpul agar esok mungkin bisa kita cari waktu sembahyang yang sama dan tak membingungkan.
Selamat Idul Fitri 1428 H.
Maaf lahir bathin dan segala apa yang tidak menyenangkan.
Thursday, October 11, 2007
Kita berteman
Entah karena kuliah business ethics yang tidak menarik baginya atau sang dosen yang memberi presentasi seadanya, ia pun asyik membuka-buka halaman account facebook melalui handphonenya. Kawan ini duduk tepat di sebelah saya. Setengah berbisik, kukakatakan padanya untuk tidak menghabiskan waktu dengan facebook. Lagi, ia kembali nyengir. Facebook, benci tapi rindu.
Begitulah, social network seperti facebook, friendster yang spesialis benua
Dengan network-network ini, saya bisa memiliki teman yang banyak. Teman yang bisa lebih saya kenali ketimbang teman beneran yang bersama kami banyak menghabiskan waktu.
Friendship? Wah, paradigma berteman dan berkawan kini sudah berubah, sobat. Teman dalam kenangan dan kenyataan kini beradu dalam ruang maya yang makin tak terbatas. Tapi apakah ini kemudian bebas dari kritik? Di koran Financial Times edisi weekend kemarin dalam rubrik konsultasi bisnis ada seorang karyawan yang ‘curhat’ soal dilemma yang dihadapinya. Bos di kantornya mengirimkan ‘aplikasi’ permohonan untuk menjadi kawan di facebooknya. Ia ragu luar biasa untuk mengklik ‘confirm’ sebagaimana presedur standard berteman ala facebook. Kebayang jika sang bos ternyata tahu ia suka keluar malam menikmati pengalaman dari satu pub ke pub yang lain. Tak tahan juga ia jika sang bos melihat foto usilnya ‘mengerjai’ inventaris kantor. Dalam rubrik ini meminta saran, apakah ia menerima atau menolak permintaan ‘berteman’ dari sang bos. Bagaimana pula dengan konsekuensi jika ia kemudian memilih untuk menolak?
Seorang lainnya menulis betapa facebook telah melampaui apa yang ia harapkan. Tak habis pikir ia harus merespon tawaran poke, tattoo, dan bermacam aplikasi dari facebook yang dikirimkan ‘teman-teman’ mayanya. Ia mengeluh betapa over aggressive nya proses berteman di social network. Saya juga sebenarnya mengalami hal yang sama. Poke, tattoo, aquarium, dan aplikasi-aplikasi lainnya dari facebook, membuat saya jadi tak mengerti tentang facebook. Dasar gaptek dan tidak punya banyak waktu mengamati dan mendalami, request-request itu menumpuk tanpa pernah saya jamah. Selain tak mengerti, sekali lagi, niat saya emang cuma menambah account di social network yang lagi trend. Soal teman baru yang sedikit beda dengan account lain, itu bonus. Popularitas saya sebagai orang yang kenal dan dikenal banyak orang pasti akan terdongkrak. Oh yah, popularitas, itu mantranya.
Tengok betapa kandidat calon presiden di Amerika
Saya percaya bahwa social network ini punya nilai positif juga. Saya akhirnya bisa bertemu (paling tidak di dunia maya) dengan seorang kawan lama yang kini ada di
Desakan untuk junta militer di
Maukah Anda jadi teman saya?