Monday, July 09, 2007

Warming Up

“Global Warming”, istilah itu begitu popular belakangan ini. Banyak gerakan yang kemudian mencoba ‘memasarkan’ kecemasan terhadap perubahan iklim bumi yang sepertinya jauh melebihi ekspektasi umat manusia di muka bumi ini.

Banjir yang menimpa sebagian wilayah Inggris turut 'melambungkan' nama global warming. Tetangga saya weekend kemarin punya cara unik mengisi liburan. Mereka berencana mengunjungi tempat banjir di selatan kota. Wilayah itu memang ‘kena getah’ yang lumayan parah. Tinggi genangan air tak lagi sebatas mata kaki, bahkan koran lokal menyebutkan tinggi air sudah mencapai mata beneran.

Tetangga saya itu mungkin merasa wilayah banjir itu sesuatu yang unik. Untuk sebuah negara dengan sistem drainase yang baik seperti Inggris, banjir tentu menjadi sebuah kejadian ‘unik’. Apalagi wilayah banjir itu tak dikenal memiliki sejarah kebanjiran yang parah. Ia pun bercerita tentang global warming yang menjadikan cuaca tak menentu dan imbasnya banjir datang meski tak diundang.

Beberapa hari lalu, Al Gore, mantan calon presiden Amerika (yang pongah itu) juga mencoba menjadi pionir dari gerakan global ini. Konser di delapan negara pun dilaksanakannya. Tujuannya sederhana, “biar orang tahu global warming itu betul-betul ada dan mereka jadi aware akannya”, begitu komentarnya.

Lucu juga, global warming yang salah satunya disebabkan oeh konsumsi energi yang berebihan, harus dikampanyekan dengan serupa konser, yang tentu saja juga menghabiskan tak sedikit energi. Madonna, yang mengisi konser ddi London, tentu saja tak ingin berjubel di antrian pesawat komersial bersama penumpang lain. Jet pribadi dan helicopter tentu disiapkan untuk mengangkut Madonna dan segala timnya. Belum lagi tata cahaya yang digunakan saat konser di stadion Wembley (yang megah itu). Lampu-lampu yang digunakan tentu bukan seukuran lampu di kamar saya yang cuma 60 watt.

Hypocrite? Ah, tak mengapa. Toh panitianya juga telah menjamin dengan iklan ciamik bahwa mereka menggunakan energi yang ramah lingkungan dan menggunakan bahan-bahan yang recyclable. Perdebatan ini juga mirip dengan kondisi Indonesia yang event-event olahraganya disponsori perusahaan rokok.

Jauh lebih penting memang kecemasan ini diwabahkan. Asal negara-negara besar dan maju tidak saja menyalahkan negara-negara miskin seperti Indonesia. Toh mereka tak terbayang energi yang telah mereka habiskan, yang tentu saja telah mengotori lapisan bumi kita. Jika dimulai dari zaman revolusi indsutri sekalipun, jumlah ‘sampah’ mereka tentu sudah tak ketulungan.

Global warming=banjir dan cuaca yang tak menentu, begitu definisi tetangga saya.


Link: Cerita lain tentang Global Warming

Foto: www.neatorama.com/2006/05/


4 comments:

UKMPA Edelweis FIBUH said...

Tetap harus ada apresiasi buat mereka dong.... Mereka telah lakukan sesuatu, berarti mereka peduli kan. Kalau dilakukan dengan cara konser, itu karena mereka penyanyi. Mereka punya potensi untuk bisa mempengaruhi masyarakat (fans).

Anonymous said...

Pa Kbr k Doel. Di Inggris lagi banjir ya. Salam bt Pitte

Anonymous said...

untuk lebih mengerti ttg global warming, tonton aja.. tapi banyak yang bilang Al Gore sok tahu.

ngomong2 masalah banjir. ini adalah salah satu prediksi ilmuwan ttg "wilayah utara akan lebih basah dibanding wilayah selatan".

di indonesia juga, tumben2an wilayah di kalimantan kena banjir..

*sigh*

Anonymous said...

I mean, tonton film An Inconvenient Truth aja...