Saturday, January 02, 2010

Simalakama

Tahun baru harusnya dilalui dengan perasaan gembira dan suka cita. Namun tidak bagi saya. Apa pasal? saya sudah pernah posting sekali soal sampah. Kali ini perasaan tak bisa ditolak untuk menulis lagi. Ya, soal sampah.

Di dekat rumah sudah dipasang papan baru yang menyatakan bahwa dilarang membuang sampah disini. bunyinya tegas dan jelas. ditulis pula dalam huruf besar (kapital). dalam tata krama dunia sms, penggunaan huruf kapital berarti penegasan. sayangnya, tak semua bisa membaca. kalau toh bisa, tak juga mengerti maksud dan pesan yang disampaikan papan itu.

bayangkan, beberapa orang membuang sampah tepat dibawah papan itu. beberapa orang lainnya berpura-pura mematuhi aturan itu dengan membuang hanya beberapa meter dari papan larangan itu. mereka mungkin berpikir bahwa mereka tak melanggar aturan dan bisa membaca. kan mereka membuangnya tidak tepat di bawah papan larangan itu.

sebenarnya saya harusnya cuek aja. apalagi tak ada sedikit pun hak saya melarang. itu bukan wilayah dari 'kekuasaan' saya. apalagi itu juga tanah kosong yang pemiliknya sendiri pun tak pernah berkeberatan. tapi saya juga wajar protes. sampah yang mereka buang kebanyakan palstik dan sampah basah. selain mencemari lingkungan, bau menyengat dari sampah itu sungguh mencederai indera perasa dan pembau. jika semilir angin berhembus, akan terasa sangat bauk tak sedap itu.

saya sebenarnya telah berusul kepada developer dan pengelola perumahan untuk menyediakan tempat pembuangan sementara. tapi takut repot barangkali, sehingga usul saya hanya tinggal dalam berangkas usul.

saya pun tak enak hati menegur mereka yang membuang sampah. apalagi mereka adalah tetangga dekat rumah, yang tentu peringatan sekecil itu bisa berakibat pada hubungan yang fluktuatif. itu yang saya hindari.

ada yang telah berkali-kali saya tegur, dengan sehalus mungkin tentunya. tapi tetap saja, sampah makin menggunung di sektar rumah. yang saya khawatirkan adalah saat musim hujan tiba. sampah-sampah itu bakal terbawa arus air dan menjadikan jalanan di depan rumah menjadi tempat sampah baru. dalam skala yang lebih besar, ini tentu seperti tidak percaya akan bahaya kerusakan lingkungan. saya tahu, saya bukanlah orang yang seperti penerima hadiah kalpataru yang sedikit itu. bukan juga penyayang lingkungan dalam arti seperti aktifis greenpeace. tapi perasaan terganggu membuat saya tersadar, lingkungan haruslah diperhatikan. membuang sampah pada tempatnya, adalah sebuah contoh kecil tentang bagaimana kita bisa berkontribusi.

semoga tahun baru ini para tetangga bisa memiliki resolusi tahun baru yang berkaitan dengan sampah. jika tidak, saya harus memperbanyak stok sabar dalam diri.